Info Terkini|

Fitur unggulan MRT Jakarta yang akan hadir di aplikasi berbasis telepon pintar adalah pembelian tiket perjalanan. Bekerja sama dengan sejumlah penyedia layanan jasa dompet elektronik (e-wallet) seperti DANA, LinkAja!, dan OVO, yang sudah menandatangani perjanjian kerja sama dengan PT MRT Jakarta, aplikasi ini akan memungkinkan pengguna layanan MRT Jakarta untuk membeli tiket perjalanan secara daring dan melakukan pengetapan kode QR di gerbang penumpang (passenger gate) khusus di stasiun. Selain pembelian tiket, juga akan ada fitur jadwal kereta, dan pencarian moda transportasi lanjutan. Ke depannya, tim PT MRT Jakarta sedang mengembangkan fitur berbelanja dan pengambilan barang hasil belanja di retail-retail yang ada di setiap stasiun MRT Jakarta.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar, ketika memberikan paparan dalam acara bulanan “Forum Jurnalis MRT Jakarta” di salah satu rumah makan di area Cipete, Jakarta Selatan, pada Kamis (31-10-2019) lalu. “Selain fitur-fitur tersebut, nanti akan ada juga fitur panggilan darurat dan pusat kontak (call center) MRT Jakarta. Mobile application ini adalah wadah informasi seputar MRT Jakarta kepada pengguna layanan, dan juga sebagai pilihan tambahan alat pembayaran selain menggunakan kartu keluaran bank, kartu Jelajah single trip MRT Jakarta, dan Jelajah multi trip yang rencananya akan keluar sekitar 15 November mendatang,” jelas ia di hadapan 30-an orang jurnalis sore itu.

Baca juga: PT MRT Jakarta Siapkan Sistem Pindai QR Code Tiket Ratangga

Selain memberikan perkembangan terbaru terkait sistem pembayaran tiket tersebut, William juga menyampaikan sejumlah hal terkait operasi MRT Jakarta. “Penumpang harian pada Oktober 2019 ini mencapai 88.791 orang per hari, dengan ketepatan waktu mencapai 99,9 persen. Kami juga mendukung berbagai program yang dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta seperti #JalanJakarta dan #JakartaRamahBersepeda. Dalam konteks MRT Jakarta, bagaimana akses orang bersepeda dapat nyaman dan aman ke stasiun MRT Jakarta terdekat. Salah satunya dengan menyiapkan rak sepeda (bike rack) di stasiun kami,” lanjut ia sembari menunjukkan sejumlah foto-foto kegiatan uji coba jalur sepeda dari Persimpangan Fatmawati hingga area Dukuh Atas.

Dalam forum ini pula, William sempat menyebutkan tentang proses pembangunan kawasan berorientasi transit (transit oriented development) dan Jakarta Urban Regeneration yang sedang didorong oleh pemerintah Provinsi DKI Jakarta. “Ada empat hal yang didorong oleh MRTJ dalam pembangunan lima TOD dalam tiga tahun ke depan (2020—2022), yaitu pertama, membuat kawasan TOD nyaman bagi pejalan kaki dan pesepeda, termasuk penyandang disabilitas. Kedua, membuat kawasan yang lebih banyak ruang terbuka hijau dan ruang ketiga untuk masyarakat bisaberkegiatan. Ketiga, sistem pembangunan fungsi campuran ditingkatkan ke atas, artinya ada pusat perbelanjaan, hunian, dan perkantoran. Dan keempat, melakukan pembangunan hunian terjangkau (affordable housing),” jelas ia. “Lima kawasan tersebut adalah kawasan Lebak Bulus dengan konsep gerbang terminus selatan Jakarta, Fatmawati dengan konsep ruang atas dinamis, Dukuh Atas sebagai poros transit internasional, dan Istora—Senayan dengan kolase aktivitas di pusat Jakarta, serta kawasan Blok M—ASEAN menjadi green creative hub,” pungkas ia. Setelah sesi paparan dan tanya jawab selesai, rombongan forum lalu bergerak ke Stasiun Cipete Raya dan meninjau salah satu rak sepeda yang ada dan menyempatkan diri menjajal akses pejalan kaki yang menuju ke arah perkampungan di sekitar Stasiun Cipete Raya. [NAS]


Source link

Close Search Window