Info Terkini, masinis, MRT Jakarta, mrtj|

Salah satu peserta sertifikasi di dalam ruang kabin ASP. Foto oleh MRT Jakarta/Irwan Citrajaya.

Waktu menunjukkan pukul 24.00 WIB ketika kereta terakhir dari Stasiun Bundaran HI tiba di peron penumpang Stasiun Lebak Bulus Grab. Sekitar 25 orang penumpang turun. Zarah Alifianidah Fatonah (21 tahun) yang sudah berdiri menunggu kereta tiba, masuk ke kereta pertama lalu ke kabin dan bertemu dengan Awak Sarana Perkeretaapian (ASP), atau yang lebih dikenal dengan istilah masinis, yang sedang bertugas. Masinis kemudian melakukan handover dan Zarah duduk di kursi masinis. Dengan raut wajah tenang dan fokus, ia memeriksa fungsi fitur dan panel-panel yang ada di ruang kabin tersebut, juga berkomunikasi dengan petugas di Pusat Kendali Operasi (operation control center/OCC). Setelah mendapat izin dari petugas OCC, Zarah lalu membawa kereta hingga area langsir sebelum pindah ke ruang kabin belakang. Ia juga tak lupa memeriksa kondisi interior kereta. Tepat pukul 00.30 WIB, Zarah mulai membawa kereta menuju Stasiun Blok M BCA.

Dini hari itu, Zarah dan 10 orang rekannya sedang mengikuti proses sertifikasi sebagai awak sarana perkeretaapian. Tujuh rekan lainnya akan menjalani proses sertifikasi beberapa hari kemudian. Tim penguji berasal dari Balai Pengujian Perkeretapian Direktorat Jenderal Kereta Api Kementerian Perhubungan RI. Zarah dan rekannya juga didampingi oleh instruktur awak sarana perkeretaapian MRT Jakarta dan beberapa orang staf Divisi Railway Operations. Penguji terlihat banyak bertanya tentang pengoperasian panel di ruang kabin hingga contoh situasi operasi di lapangan. Sejak tahun lalu, PT MRT Jakarta (Perseroda) merekrut 17 orang awak sarana perkeretaapian yang terdiri dari empat perempuan dan 13 laki-laki. Perekrutan ini menambah jumlah awak sarana perkeretaapian yang saat ini berjumlah 71 orang yang terdiri dari 17 orang instruktur ASP dan 54 ASP.

Handover masinis. Foto oleh MRT Jakarta/Irwan Citrajaya.

Zarah lalu mengungkapkan alasan ketertarikannya menjadi awak sarana perkeretaapian di PT MRT Jakarta (Perseroda). “Saya bangga menjadi masinis, terutama MRT Jakarta. Saya bisa membanggakan kedua orang tua saya, bisa mengantarkan para penumpang dari stasiun asal menuju tujuannya, bisa bertemu banyak orang baru setiap harinya,” ungkap lulusan Politeknik Perkeretaapian Indonesia (PPI) Madiun itu. “Saya juga bisa ikut dalam perubahan Jakarta menjadi yang lebih baik, dan bisa mengimplementasikan hasil studi saya selama di PPI,” tutur perempuan kelahiran Jombang, Jawa Timur tersebut. Ia berharap agar MRT Jakarta bisa berkembang lebih luas agar dapat melayani masyarakat secara optimal.

Senada dengan Zarah, Lutfa (22 tahun), salah satu peserta sertifikasi, juga mengungkapkan alasannya bekerja di PT MRT Jakarta (Perseroda). “Saya bercita-cita bekerja di sektor transportasi perkeretaapian, tertarik di bagian train dispatcher. Saya rasa untuk menjadi train dispatcher kita harus menguasai medan di lapangan. Oleh karena itu saya rasa penting untuk tahu dari dasar seperti jadi masinis,” jelas anak muda kelahiran Banyuwangi, Jawa Timur yang mulai bergabung di PT MRT Jakarta (Perseroda) sejak Oktober 2019 tersebut. “Menurut saya, ini (PT MRT Jakarta Perseroda)) adalah operator perkeretaapian yang sangat modern dan memberikan wajah baru industri perkeretaapian di Indonesia. Dengan sistem yang otomatis, saya bisa belajar banyak dan mengembangkan kompetensi saya di industri perkeretaapian,” pungkas ia. [NAS]


Source link

Close Search Window