COVID-19, Info Terkini, MRT Jakarta, mrtjkt, pandemik, personal hygiene, social distancing, virus corona, virus korona|

Penerapan pembatasan sosial berdampak penurunan jumlah penumpang. Suasan sepi di peron penumpang salah satu stasiun. Foto oleh MRT Jakarta/Farhan

Menyikapi peningkatan kejadian pandemik virus korona di kawasan DKI Jakarta, PT MRT Jakarta (Perseroda) melakukan penyesuaian jadwal operasional. Penyesuaian jadwal tersebut meliputi:

  1. Waktu operasional harian akan dimulai pada pukul 06.00 WIB dan berakhir pada pukul 20.00 WIB,
  2. Selang waktu keberangkatan lima menit pada waktu sibuk (07.00—09.00 WIB dan 17.00—19.00 WIB) dan 10 menit di luar itu sembari mengamati perkembangan di hari-hari berikutnya,
  3. Pembatasan jumlah penumpang 60 orang per kereta atau 360 orang per rangkaian akan tetap dilaksanakan,
  4. Pembatasan sosial (social distancing), yaitu menjaga jarak minimal satu meter dengan penumpang lainnya baik di kereta maupun di dalam stasiun akan tetap dilaksanakan. Tim di stasiun telah memasang tanda antrean di depan pintu penumpang (passenger gate) sebelum melakukan pengetapan dan juga di pintu tepi peron (platform screen door), termasuk di kursi kereta. Petugas akan memastikan hal ini dipatuhi, dan
  5. Tim stasiun akan mengelola antrean penumpang di stasiun dan kereta dengan baik.
  6. Perubahan jadwal ini efektif berlaku pada Senin, 23 Maret 2020 mendatang.

Meskipun telah dilakukan penyesuaian jadwal, Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar sangat mengharapkan masyarakat untuk tidak menggunakan transportasi publik saat bepergian. “Biasanya kami mendorong masyarakat untuk menggunakan MRT Jakarta, namun sehubungan dengan pandemik virus korona, kami berharap MRT Jakarta hanya digunakan untuk hal mendesak sehubungan dengan potensi penyebaran virus korona di transportasi publik sangat tinggi,” ungkap ia dalam konferensi pers yang digelar di Balaikota DKI Jakarta pada Jumat (20-3-2020) lalu. “MRT Jakarta mendukung penuh kebijakan Presiden RI dan Gubernur DKI Jakarta agar masyarakat bekerja, belajar, dan beribadah di rumah. Hal ini telah dilaksanakan dengan baik oleh masyarakat,” lanjut ia.

Kursi diberi tanda agar ada jarak antara penumpang satu dan lainnya. Foto oleh MRT Jakarta/Farhan

William juga menyampaikan penurunan jumlah penumpang MRT Jakarta tiga hari terakhir. “Evaluasi kami tiga hari terakhir ini, penumpang pada weekdays biasanya 100 ribu per hari. Namun, pada Selasa lalu tercatat 32 ribu orang, Rabu tercatat 28 ribu, dan Kamis tercatat 24 ribu orang per hari,” ucap ia. “Fokus MRT Jakarta adalah terus mendorong personal hygiene dan social distancing sambil memastikan layanan tetap prima dan terbaik bagi masyarakat,” pungkas ia.

Dalam arahannya, Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan pun menetapkan DKI Jakarta sebagai daerah tanggap darurat virus korona. Terkait transportasi publik, ia menyampaikan pembatasan penggunaan transportasi umum. “Pertama, batasi jumlah penumpang di bus dan kereta. Kedua, membatasi jam operasi sehingga hanya digunakan untuk kepentingan yang mengharuskan pergi ke luar. Ketiga, semua antrean dilakukan di ruang terbuka, bukan di dalam halte atau stasiun,” ujar ia. “Akan diterapkan jarak aman di seluruh antraen. Jajaran terkait akan hadir di lokasi untuk memastikan kedisiplinan tersebut,” pungkas Anies. [NAS]


Source link

Close Search Window