BANGKIT, COVID-19, Info Terkini, MRT Jakarta, pandemi, psbb|

Menjaga kebersihan area di stasiun senantiasa dilakukan agar memastikan aspek kenyamanan pelanggan terpenuhi. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya

Memasuki fase pemulihan kenormalan baru (new normal), PT MRT Jakarta (Perseroda) menyiapkan dan mengenalkan kampanye #JAKARTABANGKIT. Kampanye ini mendorong penerapan budaya Bersih, Aman, Nyaman, Green, Kolaborasi, Inovasi, dan Tata Kelola yang Baik. Hal tersebut dikenalkan oleh Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar dalam wawancara dengan salah satu media televisi pada Rabu (27-5-2020) lalu.

“PT MRT Jakarta (Perseroda) memperkenalkan satu sistem protokol yang kita sebut BANGKIT. Protokol-protokol itu akan kita terapkan. Bersih maksudnya soal hygiene.  Di transportasi publik misalnya kereta yang dibersihkan tiga kali sehari lalu menyiapkan penyanitasi tangan di setiap stasiun,” jelas ia. “Aman maksudnya menyiapkan tes temperature tubuh serta edukasi tanpa henti di stasiun dan kereta. Nyaman merupakan hal paling penting karena memastikan pembatasan sosial (social distancing). Pengguna jasa harus merasa bahwa tidak akan terpapar virus COVID-19 bila menggunakan MRT Jakarta,” tambah ia. “Setiap kereta maksimal diisi oleh 60 orang dan kita akan siapkan marka (penanda) di stasiun dan di dalam kereta bagaimana melakukan antrean,” lanjut ia.

William juga menambahkan bahwa faktor ramah lingkungan adalah aspek kampanye berikutnya. “Green, maksudnya adalah walaupun sekarang orang menghindari transportasi publik, kita tetap ingin mendorong masyarakat untuk kembali ke transportasi publik agar mengurangi jejak karbon (carbon foot print),” jelas ia.

Selama pandemi, jumlah penumpang harian berkurang hingga 95 persen. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya

Menurut William, cara pelaksanaannya adalah dengan kolaborasi. “MRT Jakarta tidak bisa melakukan ini sendiri. Selain petugas, kami juga mengajak pengguna jasa dan pengelola gedung-gedung sepanjang jalur MRT Jakarta,” jelas ia. “Kita kenalkan dan mendorong waktu kerja yang fleksibel (flexible working hours) sehingga penumpukan penumpang tidak terjadi di jam sibuk biasanya yaitu pukul 7—9 atau 17.00—19.00. Dengan melebarkan sibuk tersebut, tidak terjadi penumpukan dan kepadatan penumpang,” ungkap William. Selain itu, PT MRT Jakarta (Perseroda) akan mendorong inovasi melalui berbagai teknologi seperti pembayaran nontunai atau penggunaan kode QR dalam melakukan pengetapan di pintu penumpang (passenger gate). “Semua hal tersebut di atas harus dilaksanakan dengan tata kelola yang baik, akuntabel, dan transparan,” pungkas ia.

PT MRT Jakarta (Perseroda) telah menerapkan komponen-komponen tersebut di atas seperti pembatasan jumlah penumpang per kereta, penyesuaian jadwal layanan, dan pengetatan protokol kesehatan. Hal tersebut akan terus dilaksanakan selama fase kenormalan baru dan adaptasi terhadap virus COVID-19. [NAS]


Source link

Close Search Window