Info Terkini|

Direktur utama BUMD transportasi publik DKI Jakarta menunjukkan perjanjian kerja sama sistem pembayaran terintegrasi antaramoda di Jakarta. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya

 

Bertempat di Balairung Gedung Balaikota Provinsi DKI Jakarta, pada Selasa (30-6-2020) lalu, sejumlah operator transportasi publik menandatangani perjanjian pokok penyelenggaraan sistem integrasi pembayaran antarmoda transportasi. Operator-operator tersebut adalah PT MRT Jakarta (Perseroda) sebagai pengelola sistem moda raya terpadu Jakarta (MRT Jakarta), PT Transportasi Jakarta sebagai pengelola sistem bus rapid transit Transjakarta, PT Jakarta Propertindo sebagai pengelola light rail transit Jakarta (LRT Jakarta), dan PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek sebagai anak perusahaan patungan antara PT MRT Jakarta (Perseroda) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang akan mengelola 72 stasiun di Jabodetabek. Tiap-tiap direktur utama masing-masing badan usaha milik daerah Provinsi DKI Jakarta tersebut menandatangani perjanjian tersebut.

Dalam perjanjian ini disepakati bahwa akan dibentuk perusahaan patungan oleh tiga badan usaha milik daerah DKI Jakarta, yaitu PT MRT Jakarta (Perseroda), PT Transportasi Jakarta, dan PT Jakarta Propertindo yang tiap-tiap BUMD tersebut memiliki saham sebesar 20 persen, sedangkan PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek memiliki saham sebesar 40 persen. Perusahaan patungan tersebut nantinya akan menunjuk konsultan untuk melakukan studi terkait sistem integrasi pembayaran antarmoda yang paling tepat bagi Jabodetabek. Selanjutnya, perusahaan patungan tersebut juga akan melakukan beauty contest untuk memilih mitra strategis yang akan bekerja sama dalam mewujudkan integrasi pembayaran antarmoda transportasi. Nantinya integrasi ini akan menggunakan metode electronic fare collection (EFC).

Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya

Turut menyaksikan penandatanganan tersebut Wakil Menteri BUMN RI Kartika Wirjoatmodjo, Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo, serta sejumlah pejabat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Kementerian Perhubungan RI.

“Awal tahun ini, integrasi organisasi dan infrastruktur transportasi di DKI Jakarta dan sekitarnya telah kita mulai. Hari ini merupakan awal proses integrasi tarif dan tiket. Insya Allah keduanya tuntas tahun depan, sehingga seluruh warga akan dapat menikmati layanan transportasi yang tidak saja nyaman dan mudah, tetapi juga reliable dan efisien,” ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Anies juga berharap agar integrasi ini mampu mewujudkan subsidi yang lebih tepat sasaran. “Diharapkan dengan penerapan teknologi terkini, pemerintah akan mampu mengubah subsidi barang (tiket) menjadi subsidi orang. Nantinya, hanya mereka yang memerlukan dan relevan saja, termasuk di antaranya pelajar, guru, buruh, warga senior, dan veteran, yang akan mendapatkan subsidi,” lanjut ia.

Dalam sambutannya, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengapresiasi berbagai pihak yang ikut terlibat dalam kolaborasi ini. “Integrasi sistem pembayaran ini hanya dapat terwujud dengan sinergi dan kolaborasi yang baik dari semua kalangan, baik itu Pemerintah Pusat maupun Pemda DKI, BUMN maupun BUMD. Semangat kolaborasi ini harus kita jaga terus” kata Kartika. Ia menambahkan bahwa peran efisiensi transportasi publik ini sangat strategis dalam mendorong efisiensi dan daya saing ekonomi kita.

“Kami melihat ini sebagai momentum besar untuk pertama kalinya dapat berkolaborasi lintas moda dengan seluruh operator angkutan umum di Jakarta,” ujar Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar. “Kami berharap dapat segera bergerak bersama untuk mengintegrasikan sistem pembayaran antar transportasi publik segera tercipta mensukseskan inisiatif pemerintah dalam integrasi Jaklingko dan integrasi transportasi antarmoda Jabodetabek,” katanya.

“Saat ini, PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek sedang melakukan Kajian Konsep Integrasi Transportasi Perkeretaapian pada Lintas Pelayanan Jabodetabek, dimana untuk memberikan layanan yang seamless kepada pengguna transportasi publik diperlukan integrasi pada enam dimensi, yaitu fisik, manajemen, layanan, pertiketan, penyediaan informasi, dan branding. Kerjasama ini merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan dimensi integrasi pertiketan. Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta, BUMD yang ikut menandatangani Head of Agreement tersebut, serta PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai salah satu Pemegang Saham kami selain PT MRT Jakarta (Perseroda),” ujar Direktur Utama PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek, Tuhiyat.

Hal senada juga disampaikan Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Sardjono Jhony Tjitrokusumo yang memberikan apresiasi dan dukungannya dalam upaya mewujudkan integrasi antar moda transportasi publik. “Kami turut mendukung penuh kolaborasi ini yang mana akan mempermudah pengguna transportasi publik dalam berganti moda transportasi, agar lebih efisien ke depannya,” ujar ia.

Penandatanganan ini merupakan langkah konkret kedua setelah kolaborasi mewujudkan penataan empat stasiun kereta, yaitu Stasiun Tanah Abang, Pasar Senen, Juanda, dan Sudirman sehingga lebih aman dan nyaman bagi pengguna jasa. Selanjutnya akan dilakukan penataan di lima stasiun, yaitu Manggarai, Gondangdia, Palmerah, Tebet, dan Kota.

Penulis: Nasrullah


Source link

Close Search Window