Info Terkini|

Salah satu pengguna jasa MRT Jakarta memindai kode QR sebagai alat pembayaran perjalanan. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya

Pada Jumat (10-7-2020) lalu, Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar menjadi salah satu pembicara dalam diskusi daring yang diselenggarakan oleh ITS Indonesia yang merupakan anggota dari ITS Asia Pacific dan ITS World Community. Dalam paparannya, Wiliam menyampaikan tentang integrasi 3+1 yang dilakukan oleh PT MRT Jakarta (Perseroda) sebagai upaya dalam menjamin keamanan, keselamatan, dan kenyamanan pengguna jasa selama pandemi.

“Apabila kita ingin menjadikan kota ini nyaman dan aman untuk bermobilitas, kuncinya adalah integrasi dan kolaborasi. Saya menyebutnya integrasi 3+1, yaitu integrasi rute dan jaringan, integrasi layanan operasi, integrasi digital, dan integrasi regulasi serta pemerintahan. Tiga integrasi pertama bisa dikerjakan oleh pihak swasta atau operator serta masyarakat, sedangkan integrasi terakhir oleh pemerintah,” ungkap ia.

“Dalam integrasi rute dan jaringan, masyarakat ingin mendapatkan infrastruktur transportasi publik yang baik dari tempat tinggal hingga ke tempat tujuannya. Baru-baru ini, kita berkolaborasi antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah pusat melalui Kementerian BUMN untuk menata kawasan Stasiun Tanah Abang, Stasiun Pasar Senen, Stasiun Juanda, dan Stasiun Sudirman,” jelas ia. “Kawasan stasiun tersebut mulai menjadi titik yang menunjukkan aspek kenyamanan bertransportasi. Kami juga menyediakan rak sepeda serta membangun trotoar yang baik. PT MRT Jakarta (Perseroda) sangat mendukung integrasi antara pesepeda dan pejalan kaki,” lanjut William.

Perihal penyediaan rak sepeda dan dukungan terhadap pesepeda, PT MRT Jakarta (Perseroda) telah menyediakan 25 rak sepeda yang tersebar di 13 stasiun. Satu rak sepeda mampu menampung hingga 10 unit sepeda. Rak tersebut disediakan secara gratis dan dapat digunakan oleh pesepeda yang ingin melanjutkan perjalanannya dengan MRT Jakarta. PT MRT Jakarta (Perseroda) juga telah menjalin kerja sama dengan Yayasan Institute for Transportation and Development Policy dalam program Sepeda Berbagi.

Aspek integrasi berikutnya yang disampaikan William adalah integrasi layanan operasi. “Kenyamanan layanan tidak bisa dilakukan oleh satu operator saja. Harus bersama-sama. Seorang pengguna transportasi publik harus merasakan kenyamanan dan layanan yang sama saat ia menggunakan seluruh transportasi umum. Oleh karena itu, di MRT Jakarta, kami selalu mendorong bisnis gaya hidup (lifestyle business). Selama pandemi, kami juga menerapkan gaya hidup sehat (healthy lifestyle) dengan Protokol BANGKIT, yaitu Bersih, Aman, Nyaman, Go Green, Kolaborasi, Inovasi, dan Tata Kelola yang Baik,” jelas ia.

Di dalam ratangga, penumpang harus mematuhi rambu jaga jarak dan memakai masker. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Integrasi berikutnya adalah digitalisasi. “Saat ini, jumlah penumpang tidak lagi menjadi satu-satunya ukuran atau faktor berhasilnya operator transportasi publik. Selama pandemi, terjadi penurunan jumlah penumpang. Oleh karena itu, kita dorong pengalaman digital. Kita mulai dengan integrasi tiket, menggunakan kode QR, dan aplikasi,” jelas William. “Sekarang tiap-tiap operator punya sistem tiket sendiri. Ke depan kita akan punya sistem tiket terintegrasi dengan konsep account based ticketing system. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Kementerian BUMN telah membentuk perusahaan gabungan untuk mengelola transportasi publik di jabodetabek lalu kita juga akan membentuk mekanisme sistem pembayaran antarmoda transportasi,” tutur William. “Transportasi publik seperti MRT Jakarta, bus transjakarta, lrt, dan kereta api mendorong sebuah sistem pembayaran sistem terintegrasi baik kartu maupun kode QR. Mudah-mudahan juga bisa terintegrasi dengan transportasi daring dalam satu ekosistem,” pungkas ia.

Selain William Sabandar, diskusi ini juga menghadirkan Vice President Knowledge and Sustainable Development Asian Development Bank (ADB) Bambang Susantono yang juga merupakan pendiri serta penasehat ITS Indonesia, Direktur Utama PT Blue Bird Tbk Noni Purnomo yang juga merupakan Presiden ITS Indonesia, Komika Pandji Pragiwaksono, dan dipandu oleh Jurnalis Shahnaz Soehartono. William Sabandar juga merupakan Wakil Presiden ITS Indonesia. ITS Indonesia merupakan organisasi nonprofit yang terbentuk dari dunia industri, akademisi, badan pemerintah, dan komunitas untuk mendorong pengembangan inisiatif dan penggunaan sistem transportasi yang cerdas agar dapat memberikan keamanan dan kenyamanan pada ekosistem transportasi.

Penulis: Nasrullah


Source link

Close Search Window