Info Terkini|

Salah satu imbauan bagi pengguna jasa MRT Jakarta adalah tidak berbicara baik satu arah maupun dua arah, baik langsung maupun melalui ponsel. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya

Selama pandemi melanda, PT MRT Jakarta (Perseroda) memastikan penerapan Protokol BANGKIT dilakukan secara konsisten agar pengguna jasa terjamin keamanan dan keselamatannya selama menggunakan jasa dan layanan MRT Jakarta. Pengecekan suhu tubuh, pemasangan rambu jaga jarak di stasiun dan kereta, sosialisasi berkala baik melalui pengumuman langsung maupun melalui media sosial, serta disinfeksi area stasiun dan kereta senantiasa diterapkan sejak tahap awal kasus COVID-19 diumumkan. Selain meneruskan upaya-upaya tersebut, PT MRT Jakarta (Perseroda) hingga kini juga tetap mewajibkan pengguna jasa agar selalu menggunakan masker, menyanitasi tangan, dan mendorong transaksi nontunai, baik melalui kartu maupun kode QR.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta (Perseroda) Muhammad Effendi saat menjadi narasumber dalam sesi diskusi daring yang diselenggarakan oleh Dewan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Nasional (DK3N) pada Kamis (16-7-2020) lalu. Diskusi tersebut mengusung topik “Bekerja Aman dan Produktif dengan K3 di Transportasi Publik”. Diskusi daring tersebut diikuti oleh sekitar 143 peserta. Di masa pandemi ini, penerapan protokol kesehatan dan keselamatan kerja menjadi salah satu perhatian penting bagi setiap pihak penyelenggara kerja di manapun.

Dalam diskusi yang berlangsung selama sekitar dua jam tersebut, ia memaparkan konsistensi penerapan aspek kesehatan dan keselamatan kerja di MRT Jakarta yang telah dilaksanakan dengan baik sejak tahap perencanaan, pembangunan, dan pengoperasian saat ini. Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa penerapan Protokol BANGKIT wajib dipatuhi oleh setiap pengguna jasa dan petugas/personel di MRT Jakarta.

Direktur Operasi dan Pemeliharaan Muhammad Effendi menyampaikan konsistensi penerapan Protokol BANGKIT di MRT Jakarta.

“Kereta MRT Jakarta selalu dibersihkan dengan baik, tiga kali sehari. Kami juga melalukan disinfeksi kereta dan fasilitas di stasiun seperti mesin penjual tiket dan kursi tunggu di peron. Bahkan, kami sudah menerapkan injal pedal di elevator (lift) agar pengguna jasa tidak perlu lagi menekan di tombol lift,” jelas ia. “Semua ini demi menjamin keamanan, keselamatan, dan kesehatan pengguna jasa kami senantiasa terjaga. Hal itu merupakan prioritas kami,” lanjut Effendi.

Effendi juga menambahkan bahwa selain membuat peraturan untuk internal MRT Jakarta, PT MRT Jakarta (Perseroda) juga bekerja sama dengan banyak pihak luar, seperti stakeholder di sepanjang koridor MRT Jakarta dengan menyosialisasikan protokol kesehatan di MRT Jakarta serta mengimbau agar setiap karyawan mereka dapat bekerja sama mematuhi protokol tersebut. PT MRT Jakarta (Perseroda) juga telah melakukan beragam simulasi antrean dan pengaturan serta penanganan apabila terjadi lonjakan penumpang di stasiun seperti pengaturan alur antrean masuk dan keluar serta pengaturan jaga jarak di setiap kereta.

“Sampai saat ini, MRT Jakarta tetap aman. Jangan khawatir apabila naik MRT Jakarta. Protokol kesehatan yang kami terapkan sudah di atas protokol standar yang direkomendasikan. Kuncinya ialah komitmen dan konsistensi. Petugas harus tegas menerapkan aturan, tetapi harus tetap ramahm,” pungkas Effendi.

Penulis: Nasrullah


Source link

Close Search Window