Info Terkini|

Direktur Utama William Sabandar menjelaskan tentang paket kontrak CP201. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya

Dalam pertemuan rutin bulanan bersama jurnalis cetak dan daring yang berlangsung pada Rabu (22-7-2020) lalu, Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar dan Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta (Perseroda) Silvia Halim menjelaskan perkembangan terbaru dari pembangunan fase 2 MRT Jakarta, khususnya paket kontrak CP201. Paket kontrak ini meliputi pembangunan dua terowongan dari Stasiun Bundaran HI hingga Stasiun Harmoni sepanjang sekitar 1,9 kilometer, pembangunan Stasiun Thamrin yang panjangnya sekitar 455 meter, dan Stasiun Monas dengan panjang sekitar 280 meter. Sejak dimulainya pekerjaan konstruksi 15 Juni 2020 lalu, pekerjaan telah mulai masuk ke tahap penataan rekayasa lalu lintas (traffic management). Forum dihadiri langsung oleh sekitar 20-an jurnalis dan disaksikan secara daring oleh tidak kurang dari 20-an jurnalis.

“Selama pembangunan Stasiun Thamrin, penataan rekayasa lalu lintas secara umum akan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap pertama dimulai akhir Juli 2020 hingga Maret 2023; tahap 2 pada April 2023 sampai dengan Desember 2023; dan tahap 3 pada Januari 2024 hingga Maret 2025,” ungkap William sembari menunjukkan gambar alur lalu lintas dan area kerja di Jalan MH Thamrin. “Dalam beberapa hari ke depan, kita akan mulai pekerjaan fisik. Perlu saya sampaikan bahwa proyek ini berbeda dengan fase 1. Tingkat kesulitannya luar biasa, mulai dari persoalan soft soil condition dan land subsidence hingga aspek cagar budaya,” tambah William. Meski demikian, lanjut ia, PT MRT Jakarta (Perseroda) menyiapkan rencana mitigasi dengan soil improvement, sistem pengawasan bangunan (building monitoring system), dan metode konstruksi (construction method).

Gambar 3D relokasi sementara halte transjakarta di Jalan Thamrin.

Silvia lalu menjelaskan tentang pekerjaan utama penataan rekayasa lalu lintas selama pembangunan Stasiun Thamrin. “Ada empat hal utama, yaitu relokasi Tugu Jam Thamrin, pembongkaran jembatan penyeberangan orang Bank Indonesia, pembangunan Halte Transjakarta sementara, dan konstruksi Diaphragm wall serta site occupation,” tutur ia. Silvia menyampaikan bahwa Tugu Jam Thamrin merupakan bangunan cagar budaya sehingga akan direlokasi sementara dan akan dikembalikan dalam kondisi yang lebih baik. “Meskipun JPO Bank Indonesia dibongkar, kami akan pastikan juga pejalan kaki tetap mendapat akses yang aman dan nyaman untuk menyeberang. Terkait halte Transjakarta, akan kami bangun di dua lokasi, yaitu di depan Bank Indonesia dan di depan Wisma Mandiri. Meskipun disebut sementara, karena ini disiapkan untuk lima tahun ke depan, desainnya juga akan sangat baik,” jelas ia.

Direktur Konstruksi Silvia Halim menjelaskan tentang profil Stasiun Thamrin. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya

Menyadari pembangunan masih dalam masa pandemi, PT MRT Jakarta (Perseroda) akan memastikan bahwa pelaksanaan konstruksi, kontraktor wajib mematuhi protokol pencegahan penyebaran virus COVID-19 sesuai dengan Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 2/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi seperti aspek protokol cek masuk dan bersosialisasi/perilaku.

Seperti diketahui, pembangunan fase 2 MRT Jakarta akan meliputi sembilan stasiun (Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, Kota, Mangga Dua, Ancol Barat) dan satu depo di Ancol. Paket kontrak CP201 diharapkan akan selesai pada Maret 2025 dan langsung dapat beroperasi melayani masyarakat. Melalui forum jurnalis yang berlangsung secara rutin ini diharapkan dapat menjadi salah satu median untuk menyampaikan perkembangan terbaru pembangunan MRT Jakarta kepada masyarakat luas.

Jurnalis sedang mendengarkan paparan dari direksi PT MRT Jakarta (Perseroda). Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya

Penulis: Nasrullah


Source link

Close Search Window