Info Terkini|

[ad_1]

Waktu menunjukkan pukul 09.00 WIB ketika masinis yang sedang membawa ratangga tujuan Stasiun Bundaran Hotel Indonesia melaporkan ke petugas di Pusat Kendali Operasi (Operation Control Cente/OCC) bahwa ketika sedang berada di Stasiun Bendungan Hilir, terlihat genangan air yang menutupi rel arah Stasiun Setiabudi dan diperkirakan tingginya akan mencapai roda ratangga. Meski belum diketahui sumber air tersebut, Petugas di Pusat Kendali Operasi kemudian memerintahkan masinis untuk tidak melanjutkan perjalanan dan mengumumkan kepada penumpang bahwa perjalanan tujuan Stasiun Bundaran HI berhenti di Stasiun Bendungan Hilir dan penumpang diminta turun dan mengikuti arahan petugas untuk evakuasi.

Petugas di Pusat Kendali Operasi lalu menghubungi Manajer Stasiun Bendungan Hilir dan memerintahkan untuk mengaktifkan tim tanggap darurat dan melalukan evakuasi penumpang. Sementara itu, masinis kembali melaporkan kondisi air yang terus meningkat dan hampir mencapai badan ratangga yang sedang berhenti di Stasiun Bendungan Hilir tersebut. Petugas PKO (Pusat Kendali Operasi) juga memerintahkan tim pemeliharaan rel dan terowongan untuk memantau ke lapangan dan melakukan tindakan pemulihan, memompa air, pembersihan, dan tindakan lain yang diperlukan. Koordinasi terus dilakukan sehingga setelah tim pemeliharaan melaporkan kondisi sudah kembali aman, petugas OCC dapat segera memulai kembali operasional MRT Jakarta pada pukul 10.30 WIB.

Suasana tersebut adalah bagian dari skenario simulasi menghadapi genangan air yang terdapat di rel dalam terowongan MRT Jakarta yang dilaksanakan pada Jumat (4-10-2019) dini hari lalu di Stasiun Bendungan Hilir. Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta, Muhamamd Effendi, yang menyaksikan langsung kegiatan simulasi yang dimulai sejak pukul 01.00 hingga 04.00 WB tersebut mengatakan bahwa simulasi ini adalah salah satu rangkaian dari sejumlah simulasi yang direncanakan hingga akhir tahun ini. “ni adalah salah satu rangkaian dari evacuation drill yang kami lakukan dengan banyak skenario, seperti banjir dalam dan luar stasiun, gempa bumi, gagal listrik massal, kebakaran, kejahatan terorisme, dan banyak lagi. Kegiatan ini akan dilakukan secara berkala,” ujar ia dari area beranda peron Stasiun Bendungan Hilir.

“Bisa dikatakan kami sedang menguji Standard Operational Procedures (SOP) yang sudah ada. Meski demikian, kita akan terus melakukan perbaikan dan evaluasi agar SOP yang kita miliki dapat secara menyeluruh menjamin keamanan dan keselamatan seluruh pihak, baik penumpang maupun petugas MRT Jakarta,” lanjut ia. “Latihan ini juga bertujuan agar semua petugas MRT Jakarta dapat selalu tanggap dan mengarahkan penumpang ketika terjadi situasi kedaruratan. Kami juga mengimbau kepada penumpang bila terjadi situasi kedaruratan agar tidak panik dan tetap tenang serta mengikuti arahan petugas di stasiun,” pungkas ia. Hingga akhir 2019 ini, PT MRT Jakarta akan terus melakukan sejumlah kegiatan simulasi situasi kedaruratan di stasiun-stasiun sepanjang Lebak Bulus hingga Bundaran HI. [NAS]

[ad_2]

Source link

Comments are closed.

Close Search Window