[ad_1]
Bernando Mahulae terlihat tekun memeriksa tekanan split force pantograph di atap ratangga nomor 16. Ia beberapa kali melakukan pengetesan sehingga mendapatkan nilai yang ia inginkan terhadap interaksi pantographdengan sistem kabel listrik aliran atas (overhead catenerary system) kereta MRT Jakarta. Tak lupa pula ia mengecek ketebalan karbon pantographtersebut. Ia juga dengan sigap mengoleskan gemuk ke beberapa bagian mesin. Ia juga memastikan baut-baut terpasang dengan kencang. Di bagian lain ratangga, beberapa rekannya terlihat sedang mengecek sistem pengereman pada roda kereta. Udara yang terasa gerah siang itu tidak mengurangi konsentrasi mereka menjalankan tugasnya di area pemeriksaan kereta (inspection shed) Depo Lebak Bulus.
Sebagai operator kereta perkotaan otomatis pertama di Indonesia, PT MRT Jakarta selalu mengedepankan aspek keamanan di setiap sarana yang dioperasikan. Tim perawatan ratangga berada di garis depan untuk menjamin hal tersebut terlaksana dengan baik. Lebih dari 30 orang yang ada di Departemen Perawatan Kereta PT MRT Jakarta bertanggung jawab terhadap 96 kereta yang ada saat ini. Merawat kereta teknologi otomatis pertama tentu saja membutuhkan keahlian khusus. Setiap anggota tim perawatan berpacu dengan waktu untuk setiap saat terus belajar melalui pelatihan-pelatihan, buku panduan, dan pendampingan dari Jepang.
Di fase I, PT MRT Jakarta menyediakan 16 rangkaian kereta (satu rangkaian terdiri dari enam kereta), sehingga kapasitas angkut satu rangkaian mencapai 1.950 orang per rangkaian. Sebelum berperasi, perusahaan memperkirakan akan mengangkut sekitar 65 ribu orang setiap harinya dengan headway atau rentang waktu antarkereta lima menit pada jam sibuk, dan sekitar sepuluh menit di luar jam sibuk. Dalam pelaksanaannya, enam bulan sejak resmi beroperasi pada 24 Maret 2019 lalu, lebih dari 90 ribu orang per hari menggunakan layanan MRT Jakarta.
Kereta MRT Jakarta memiliki dimensi panjang 20 meter, lebar 2,9 meter, dan tinggi 3,9 meter. Didominasi oleh warna biru dan abu-abu metalik, badan kereta terbuat dari bahan baja antikarat (stainless steel) dengan berat kosong per satu kereta mencapai 31 hingga 35 ton. Kereta yang dibuat oleh Nippon Sharyo, Jepang ini didesain agar memiliki kapasitas angkut maksimum 332 orang per kereta. Interior kereta dilengkapi dengan penyejuk ruangan, dua CCTV, hand straps, kursi prioritas, dan area khusus kursi roda. Bahan material tempat duduk terbuat dari fiber reinforced plastic (FRP) yang tahan api dengan ukuran lebar 43 cm dan kedalaman 42 cm.
Passenger information display (PID) tersedia di setiap kereta sebagai panduan bagi penumpang untuk mengetahui lokasi stasiun pemberangkatan dan tujuan. Dari aspek keselamatan, setiap kereta juga dilengkapi dengan alat pemadam api ringan (APAR) dan pembuka pintu dalam kondisi darurat. Di dalam kereta tersedia interkom darurat yang terhubung dengan masinis di ruang kabin. Terdapat delapan buah pintu di setiap kereta dengan tinggi 1,8 meter dan lebar 1,3 meter serta pintu penghubung antarkereta di ujung tiap kereta. Pintu darurat terletak di kabin masinis. Jendela kereta terdiri dari dua jenis, yaitu fix window dan opening window yang dapat diturunkan dalam kondisi darurat. Bahan jendela terbuat dari safety glass yang mampu menyerap panas. [NAS]
[ad_2]
Source link