Info Terkini|

[ad_1]

PT MRT Jakarta kembali memulai program tahunan “Fellowship Program” bagi jurnalis cetak dan daring. Tahun ini, sebanyak 20 jurnalis telah lolos seleksi tahap awal dan akan mengikuti tiga kelas khusus dengan pembicara direksi PT MRT Jakarta. Selama mengikuti kelas khusus tersebut, setiap jurnalis tetap mengerjakan liputan jurnalistik terkait MRT Jakarta dan isu-isu terkait lainnya dengan tetap menjunjung tinggi kode etik jurnalistik. Nantinya, setelah periode kelas berakhir, akan dipilih lima jurnalis yang berhak mengikuti program lanjutan ke Jepang.

Kelas pertama telah dilaksanakan pada Jumat (15-11-2019) lalu di Depo Lebak Bulus, yang menghadirkan Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta, Muhammad Effendi, sebagai narasumber. Selama lebih kurang dua jam, Effendi memaparkan aspek operasi dan pemeliharaan MRT Jakarta serta berdiskusi dengan jurnalis peserta program fellowship 2019 ini. Effendi memaparkan tentang bagaimana strategi perusahaan agar menjadi operator kelas dunia.

“Kolaborasi adalah kuncinya. Ada tiga tahapan yang kami lakukan, yaitu pertama, sejak dari periode sebelum beroperasi agar memastikan operasional berjalan lancar; kedua, saat operasi agar kenyamanan, keamanan, dan keandalan layanan tetap terjaga; dan ketiga, rencana pengembangan di masa depan,” tutur ia sore itu. “Kerja sama kami dengan Malaysia, Jepang, Hong Kong, Singapura, dan Australia. Kami berharap di pada 2023, kami bisa mewujudkan keinginan menjadi operator kelas dunia ini,” lanjut ia.

Selain itu, Effendi juga menyampaikan informasi terbaru terkait sistem baru pembayaran tiket perjalanan MRT Jakarta. “PT MRT Jakarta (Perseroda) telah mendapatkan izin Penerbit Uang Elektronik bentuk chip (chip-based) dari Bank Indonesia. Nantinya akan digunakan di kartu Jelajah Multi Trip Ticket (MTT),” ungkap ia. “Rencananya akan mulai kita jual pada 25 November 2019 nanti di stasiun-stasiun MRT Jakarta,” ucap ia. Kartu Jelajah MTT ini, lanjut ia, memiliki keunggulan dalam kecepatan transaksi di pintu penumpang (passenger gate).

“Waktunya sekitar 0,2 detik. Bahkan, tidak perlu ditempelkan. Penumpang cukup memegang dan mendekatkan kartunya ke bagian pengetapan sambil terus berjalan melewati pintu penumpang, kartu sudah bisa terdeteksi. Akan sangat mengurangi waktu antrean pengetapan. Harga kartunya Rp25 ribu dan masyarakat tinggal melakukan top up saldo di stasiun,” jelas Effendi. [NAS]

[ad_2]

Source link

Comments are closed.

Close Search Window