Info Terkini|

[ad_1]

Pembangunan koridor Utara—Selatan fase 2A, yaitu Bundaran Hotel Indonesia hingga Kota terus dikebut. Setelah penyelesaikan Paket Kontrak 200 (CP200), yaitu pembangunan D-Wall untuk Gardu Induk (Recipient Substation) di Kawasan Monas selesai pada September 2019 lalu. Kontraktor pekerja CP201 tersebut akan membangun terowongan lanjutan dari Stasiun Bundaran HI ke Stasiun Thamrin, Stasiun Thamrin (yang direncanakan akan terletak di perempatan Jalan MH Thamrin dan Jalan Kebon Sirih), dua terowongan ke Stasiun Monas, Stasiun Monas, dan dua terowongan ke Stasiun Harmoni telah ditunjuk pada 24 Januari 2020 lalu. Shimizu dan Adhi Karya Joint Venture akan membangun dua stasiun tersebut dengan nilai kontrak sebesar Rp4.038.472.467.522 (termasuk pajak). Rencananya, pekerjaan akan dimulai pada Maret 2020 mendatang.

Pembangunan Fase 2 terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pertama fase 2A yang meliputi jalur utama sepanjang sekitar 5,8 kilometer dengan enam stasiun bawah tanah (Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok) dan satu stasiun at grade (Kota) berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 1728 Tahun 2018 tentang Penetapan Lokasi untuk Pembangunan Jalur MRT koridor BHI-Kota. Pembangunan jalur utama tersebut terdiri dari CP201, CP202 (Stasiun Harmoni, dua terowongan hingga Stasiun Sawah Besar, Stasiun Sawah Besar, dua terowongan hingga Stasiun Mangga Besar, dan Stasiun Mangga Besar), CP203 (dua terowongan hingga Stasiun Glodok, Stasiun Glodok, dua terowongan hingga Stasiun Kota, dan Stasiun Kota). Dalam fase 2A ini juga dilakukan penyediaan CP205 sistem perkeretaapian dan rel (railway systems and trackwork) serta CP 206 kereta (rolling stock).

Kedua, fase 2B yang terdiri dari Stasiun Kota, Mangga Dua, Gunung Sahari, dan Ancol hingga Depo di Ancol Barat sekitar 5,2 kilometer. Fase 2B ini masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study).  Selain membangun infrastruktur jalur utama kereta, pembangunan fase 2 juga akan meliputi penataan kembali area Jalan Gajah Mada—Jalan Hayam Wuruk dengan pelebaran akses pejalan kaki (trotoar) dan pesepeda, termasuk penyediaan rak sepeda (bike rack) di setiap stasiun MRT Jakarta dan area turun naik penumpang (drop on/off) untuk bus non-BRT, mobil yang membawa penumpang prioritas, dan logistik. Selain itu, pembangunan kembali halte-halte BRT Transjakarta yang terintegrasi secara fisik ke akses masuk stasiun MRT Jakarta, seperti yang sudah dilakukan di Stasiun Bundaran Hotel Indonesia dengan Halte BRT Transjakarta Bundaran HI. Sejumlah gedung-gedung sepanjang koridor akan terintegrasi langsung dengan stasiun MRT Jakarta serta dapat digunakan sebagai area menurunkan penumpang (kiss and ride). [NAS]

[ad_2]

Source link

Comments are closed.

Close Search Window