Info Terkini|

[ad_1]

Direktur Utama William Sabandar menyampaikan paparan singkat terkait perkembangan terbaru MRT Jakarta. Foto oleh MRT Jakarta/Irwan Citrajaya.

Media massa memiliki peran penting dalam perkembangan MRT Jakarta. Liputan dan pemberitaan oleh jurnalis sejak masa pembangunan, operasi, hingga rencana MRT Jakarta di masa depan terus dikabarkan kepada masyarakat. Media massa menjadi kanal komunikasi kepada masyarakat sekaligus alat monitor perkembangan dan kinerja perusahaan. Dukungan media pun diberikan berupa masukan kepada PT MRT Jakarta (Perseroda). Oleh karena itu, perusahaan menyampaikan apresiasi dan terima kasih sebesar-besarnya.

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar saat memberikan sambutan dalam acara “Forum Pemimpin Redaksi” pada Kamis (5-3-2020) lalu di salah satu rumah makan di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta. William juga menyampaikan sejumlah perkembangan terbaru dan rencan masa depan MRT Jakarta.

“Jumlah pengguna MRT Jakarta sejak 24 Maret 2019 hingga 4 Maret 2020 lau tercatat 30.175.187 orang. Perhitungan kami, kira-kira tiga minggu ke depan akan mencapai 31 juta lebih,” ungkap ia. “Rata-rata per hari ada 86 ribu orang naik MRT Jakarta, jauh melebihi target awal kami 65 ribu orang per hari. 2020 ini, kita targetkan 100 ribu orang per hari,” jelas ia. “Masyarakat memilih menggunakan MRT Jakarta karena ketepatan waktu tempuh, waktu tunggu, dan waktu kedatangan kereta yang mencapai 99,8 persen,” lanjut William di hadapan sekitar 40 jurnalis dan pemimpin redaksi yang hadir siang itu. Terlihat pula Komisaris Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Muhammad Syaugi, Komisaris PT MRT Jakarta (Perseroda) Mukhtasor, Komisaris PT MRT Jakarta (Perseroda) Adnan Pandu Praja, dan Ketua Forum Pemimpin Redaksi Kemal E Ghani.

Salah satu peserta Temu Pemimpin Redaksi melontarkan pertanyaan terkait pengembangan kawasan berorientasi transit. Foto oleh MRT Jakarta/Irwan Citrajaya.

William juga menyinggung tentang upaya mendorong dan mengajak pemilik serta pengelola gedung untuk membuka pagar pembatas dengan area trotoar jalan raya agar ada interaksi ruang publik. William juga menjelaskan tentang rencana fase 2. “Akan ada 10 stasiun, di mana sembilan di antaranya akan berada di bawah tanah, dan satu yang at grade(di atas tanah) di area Ancol Barat. Kami juga sedang menyiapkan koridor Timur—Barat bersama dengan Kementerian Perhubungan RI karena sudah lintas provinsi yaitu Jawa Barat (Cikarang) dan Banten (Balaraja),” jelas ia. “Namun, yang akan mulai dikerjakan untuk koridor ini adalah yang masuk wilayah DKI Jakarta, yaitu dari Ujung Menteng hingga Kali Deres sepanjang 31 kilometer. Saat ini sedang dalam proses persiapan dengan Kemenhub RI. Harapannya pada 2021 mulai dicanangkan,” lanjut William. Dalam pertemuan yang dipenuhi suasana keakraban ini juga, sejumlah pemimpin redaksi melontarkan pertanyaan terkait rencana integrasi antarmoda dan pengembangan kawasan berorientasi transit dan strategi peningkatan jumlah penumpang.

Ketua Forum Pemimpin Redaksi Kemal E Ghani menyampaikan tiga capaian MRT Jakarta sepanjang 2019. “Pertama, MRT Jakarta berhasil menyelesaikan pembangunan infrastruktur bawah tanah dan layang dengan tepat waktu (on time), sesuai anggaran (on budget), dan berkualitas (on quality),” ujar ia. “Kedua, jumlah penumpang dari target 65 ribu orang per hari bisa mencapai hampir 90 ribu orang per hari. MRT Jakarta juga membangun budaya baru masyarakat menjadi lebih disiplin, antre, menjaga kebersihan di kereta dan stasiun, termasuk tidak makan dan minum. Semoga bisa menular di tempat publik lain,” tutur ia. Dan ketiga, lanjut Kemal, di tahun pertamanya beroperasi, MRT Jakarta berhasil mencetak laba. “Ketiga capaian ini luar biasa dan dilakukan dengan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance),” ucap ia. Ia berharap dengan tiga capaian ini, MRT Jakarta dapat membangun fase-fase selanjutnya dengan lancar dan masyarakat di Indonesia dapat menikmati fasilitas ini. Setelah pertemuan, peserta diskusi lalu diajak menuju ruang observasi di Depo Lebak Bulus dan melihat langsung bagaimana pengelolaan operasi di ruang Pusat Kendali Operasi (operation control center) sehari-hari. [NAS]

[ad_2]

Source link

Comments are closed.

Close Search Window