Info Terkini|

[ad_1]

Direktur Utama William Sabandar memberikan paparan terkait perkembangan terbaru di MRT Jakarta kepada jurnalis. Foto oleh MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Wililam Sabandar dalam forum diskusi bersama jurnalis yang berlangsung pada Kamis (2-7-2020) lalu. “Secara disiplin kita harus menggunakan masker, menjaga jarak, memastikan cuci tangan, serta memastikan protokol kesehatan diberlakukan adalah kunci menurunkan potensi keterpaparan,” ungkap ia. “Jadi, kalau kita berlakukan secara konsisten di manapun kita berada potensi terpapar akan turun, sekali lagi, kalau protokol kesehatan diterapkan secara konsisten. Tetapi, kalau protokol kesehatan tidak dijalankan dengan baik, di manapun Anda berada, potensi keterpaparan itu pasti akan ada,” tegas William. PT MRT Jakarta (Perseroda) secara konsisten menerapkan seluruh protokol kesehatan di semua stasiun dan kereta MRT Jakarta.

Oleh sebab itu, lanjut ia, transportasi umum tidak menjadi sumber infeksi jika pengguna mematuhi protokol kesehatan, penyediaan perlindungan khusus bagi petugas transportasi publik, peningkatan ventilasi udara di dalam kendaraan publik, serta peningkatan frekuensi layanan untuk mengurangi kepadatan pengguna jasa. “Ini adalah hasil studi Kajian Mitigasi Infeksi COVID-19 oleh SBM ITB,” ungkap ia.

Jurnalis melihat langsung proses perawatan kereta MRT Jakarta. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya

Selain menjelaskan hal-hal inovatif yang sudah dilakukan oleh PT MRT Jakarta (Perseroda) dalam rangka mengurangi potensi penyebaran COVID-19 seperti alih-alih tombol lift, stasiun menyediakan pedal injak dan disinfeksi kereta tiga kali sehari serta menyediakan pemindai suhu (thermal scanner), William juga menunjukkan kenaikan jumlah pengguna jasa MRT Jakarta.

“Awal Juni 2020 lalu, jumlah penumpang masih di bawah lima ribu orang per hari. Sampai dengan 30 Juni lalu, terus meningkat mencapai 20.793 orang per hari. Bahkan, pada 1 Juli kemarin, sudah mencapai 21.478 orang naik MRT Jakarta,” ungkap ia. “Protokol BANGKIT yang kami persiapkan sudah siap apabila jumlah penumpang mencapai 70 ribuan per hari. Apabila melewati 70 ribu per hari, kami akan tambah waktu sibuknya (peak hour) menjadi tiga jam di pagi dan sore hari,” tutur William. Seperti diketahui, saat ini jam sibuk di MRT Jakarta berlaku dua jam di pagi hari, yaitu pukul 07.00 hingga 09.00 dan dua jam di sore hari, yaitu 17.00 hingga 19.00. Selama jam sibuk ini, selang waktu keberangkatan antarkereta setiap lima menit.

Sebagai bagian dari kampanye Protokol BANGKIT, jurnalis diajak untuk merasakan langsung penerapannya di kereta dan stasiun. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya

Para peserta forum yang berjumlah sekitar 20 orang juga melihat langsung bagaimana kesiapan dan penerapan Protokol BANGKIT dengan melakukan perjalanan kereta dari Stasiun Bundaran HI menuju Stasiun Lebak Bulus Grab didampingi oleh Kepala Divisi Corporate Secretary PT MRT Jakarta (Perseroda) Muhamad Kamaluddin yang menjelaskan teknis pelaksanaan protokol tersebut. Peserta forum juga diajak melihat langsung area perawatan kereta dan berdiskusi dengan petugas pemeliharaan terkait menjaga dan merawat kereta dari potensi penyebaran COVID-19. Kegiatan ini juga disiarkan secara langsung, baik perjalanan, diskusi, dan kunjungan lapangan, melalui daring yang disaksikan oleh tidak orang 20-an jurnalis.

PT MRT Jakarta (Perseroda) secara konsisten melaksanakan forum diskusi dengan jurnalis setiap bulan agar masyarakat dapat terus mengetahui perkembangan terbaru dari MRT Jakarta sekaligus sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam aspek akuntabilitas dan keterbukaan informasi kepada publik.

Penulis: Nasrullah.

[ad_2]

Source link

Comments are closed.

Close Search Window