[ad_1]
Jakarta sedang bergerak menjadi kota 4.0, dengan pendekatan pemerintah sebagai kolaborator dan masyarakat sebagai ko-kreator. Dengan pendekatan tersebut, diharapkan akan mewujudkan rencana regenerasi perkotaan Jakarta. Perubahan gaya hidup dengan beralih menjadi pengguna transportasi publik, mempromosikan berjalan kaki dengan penataan jalur pejalan kaki, dan perbaikan kualitas lingkungan dengan pengurangan penggunaan kendaraan bermotor adalah penggeraknya. Dengan pengembangan kota dengan pendekatan berbasis rel dan transportasi publik, Jakarta sedang mengubah wajahnya melalui konsep pembangunan kawasan berorientasi transit (transit oriented development).
Melalui Peraturan Gubernur No 140 Tahun 2017 tentang Penugasan PT MRT Jakarta sebagai Operator Utama Transit Oriented Development dan Peraturan Gubernur Nomor 67 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Kawasan Berorientasi Transit, PT MRT Jakarta (Perseroda) memiliki kewenangan sebagai perpanjangan tangan pemerintah dalam pengembangan tersebut. Dalam perannya sebagai badan usaha milik daerah, PT MRT Jakarta (Perseroda) mengoordinasikan pengembangan kawasan berorientasi transit agar sejalan dengan Panduan Rancang Kota yang selaras dengan pendekatan regenerasi perkotaan sekaligus pengembangan bisnis sebagai salah pendapatan non-tiketnya.
Pada fase I ini, PT MRT Jakarta (Perseroda) akan mengembangkan lima konsep kawasan berorientasi transit di lima stasiun, yaitu kawasan Dukuh Atas sebagai poros transit internasional; kawasan Istora-Senayan sebagai kolase aktivitas di pusat Jakarta; kawasan ASEAN-Blok M sebagai pumpunan kreatif hijau; kawasan Fatmawati dengan konsep ruang atas dinamis; dan kawasan Lebak Bulus menjadi gerbang terminus selatan Jakarta.
Dalam kurun waktu tiga tahun ke depan, Kawasan Dukuh Atas akan menjelma menjadi poros transit internasional dengan revitalisasi jalur pejalan kaki, termasuk pembangunan dek di jalur lintas atas (flyover) yang melintas di dalamnya; pengembangan sekitar 200 unit hunian terjangkau dan sekolah di lahan SDN 01 Karet Tengsin; penyediaan pumpunan transportasi (transport hub) hingga revitalisasi area tepian air menjadi ruang terbuka hijau. Dengan konsep ini, diperkirakan akan ada sekitar 1,1 juta m2potensi peningkatan penambahan pengembangan baru; sekitar 10,3 hektare taman dan ruang terbuka hijau baru dalam kawasan; 21 area ruang terbuka terjangkau; lebih dari 69 ribu jiwa potensi pertumbuhan populasi penduduk, dan lebih dari 20 ribu unit potensi hunian terjangkau.
Sejak resmi dicanangkan pada 29 Maret 2018 lalu, Kawasan Dukuh Atas perlahan telah menjelma menjadi kawasan yang lebih tertata dan memanjakan pejalan kaki. Terowongan Jalan Kendal kini menjadi akses transit yang nyaman bagi pejalan kaki dan menjadi salah satu pusat kegiatan seni dan budaya masyarakat di pusat Jakarta. Perbaikan infrastruktur ini telah perlahan-lahan mengubah kerangka berpikir pengembangan kota yang selama ini berdasarkan jalan raya dan untuk kendaraan bermotor menjadi berbasis transportasi publik dan akses pejalan kakinya. [NAS]
[ad_2]
Source link