Info Terkini|

[ad_1]

Sejak resmi beroperasi pada 1 April 2019 lalu, penumpang MRT Jakarta terus meningkat rata-rata 79.114 orang per hari hingga per 18 Desember 2019 kemarin mencapai 94.785 orang per hari. Hal ini jauh melampaui target semula 65 ribu orang per hari. Ketepatan waktu di stasiun pun mencapai 99,8 persen, meliputi ketepatan waktu tempuh, waktu berhenti, dan waktu kedatangan. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar di hadapan sekitar 30-an pewarta berita dalam acara bulanan “Forum Jurnalis MRT Jakarta” yang digelar pada kamis (19-12-2019) lalu di Kantor Pusat PT MRT Jakarta (Perseroda) di Gedung Wisma Nusantara, Jakarta Pusat. Hadir juga Direktur Konstruksi Silvia Halim dan Direktur Operasi dan Pemeliharaan Muhammad Effendi.

“Ada tiga capaian besar tahun ini, yaitu tercapainya konstruksi, terlampauinya target operasi, dan target bisnis non-fare box mencapai Rp225M sehingga perusahaan mendapatkan laba,” jelas William. “Ada 22.397.227 orang naik MRT Jakarta sejak 1 April—18 Desember tahun ini. Hingga 31 Desember nanti kita perkirakan akan ada di atas sekitar 23,7 juta orang. Desember ini, jumlah penumpang harian mencapai angka 94.785 orang,” ujar ia sembari menunjukkan grafik penumpang bulanan. Lonjakan penumpang ini, lanjut William, kemungkinan dipengaruhi oleh diluncurkannya kartu Jelajah Berganda dan musim hujan. “Selain itu, kita juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk penyediaan area parkir seperti dengan GBK untuk memanfaatkan kawasan parkir timur senayan sehingga mobil tidak perlu masuk ke pusat kota,” tutur William.

Terkait kesiapan PT MRT Jakarta (Perseroda) menjelang musim hujan, Silvia Halim menerangkan mitigasi banjir yang sudah dilakukan ketika tahap konstruksi. “Sejak fase pembangunan, desain stasiun, terutama pintu masuknya, kita melihat dokumen Analisis Banjir dan Laporan Hidrologi 200 tahun prediksi ketinggian air saat banjir (200 years return period),” jelas ia sambil menunjukkan ilustrasi ketinggian air berdasarkan laporan tersebut dibandingkan dengan tinggi pintu masuk stasiun bawah tanah. “Selain itu, kita juga pasang sensor level air di Kali Krukut dan Banjir Kanal Barat yang terhubungkan dengan Pusat Kendali Operasi (operation control center). Saat ini flood gate disiapkan di Stasiun Bundaran HI dan Dukuh Atas BNI. Meski demikian, kami sudah siapkan pula di Stasiun Setiabudi Astra, Bendungan Hilir, Istora Mandiri, dan Senayan sebagai langkah mitigasi,” lanjut Silvia. Silvia juga menjelaskan tentang fitus drainase di terowongan, bak penampungan, dan pompa air di stasiun. “Di terowongan itu ada drainase yang dimensinya 200×150 mm yang terhubung dengan dua penampungan di masing-masing stasiun. Penampungan ini berukuran 4x4x2 meter dan dilengkapi dengan dua unit pompa yang berkapasitas 25 liter per detik. Air lalu dialirkan ke drainase kota,” jelas ia. “Bahkan, di area transisi juga telah dilengkapi dengan area penampungan dan dua unit pompa,” tambah ia.

Dari aspek kesiapan sumber daya manusia, Muhammad Effendi menyampaikan prosedur yang dilakukan bila terjadi kenaikan ketinggian air. “Bila ketinggian air mencapai satu anak tangga pintu masuk, petugas akan pasang flood barrier dan menutup pintu masuk tersebut. Kereta tidak akan berhenti di stasiun tersebut,” ungkap ia. “Bila ketinggian air mencapai dua anak tangga di empat pintu masuk stasiun, stasiun akan kita tutup dan proses evakuasi akan dilaksanakan,” lanjut ia.

Effendi juga menyampaikan bahwa menyambut tahun baru, layanan MRT Jakarta pada malam tahun baru Selasa, 31 Desember 2019 yang biasanya berakhir pada pukul 24.00 WIB, akan diperpanjang hingga pukul 02.30 WIB pada Rabu, 1 Januari 2020 agar masyarakat yang pulang dari perayaan di Bundaran Hotel Indonesia dapat menggunakan MRT Jakarta. [NAS]

[ad_2]

Source link

Comments are closed.

Close Search Window