[ad_1]
Pada Jumat (10-1-2020) lalu, Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi menjajal MRT Jakarta dari Stasiun Bundaran Hotel Indonesia menuju Stasiun ASEAN. Ini adalah kunjungan pertama kalinya sejak ia menjabat. Dalam rombongan terlihat Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii, Chief Representative JICA Indonesia Yamanaka Shinichi, dan Duta Besar Jepang untuk ASEAN Akira Chiba. Rombongan disambut langsung oleh Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William P. Sabandar. Sebelum menjajal ratangga, rombongan menyempatkan diri untuk meninjau prasasti penanda selesainya pembangunan fase I yang merupakan hasil kerja sama antara Jepang dan Indonesia. Prasasti tersebut diletakkan di dinding exit B Stasiun Bundaran Hotel Indonesia.
Dalam keterangannya kepada awak media, William Sabandar menyampaikan hal-hal yang menjadi perbincangan bersama Menteri Toshimitsu Motegi. “Tadi dalam perjalanan kami menjelaskan tentang proyek MRT Jakarta fase I yang sudah selesai. Ini adalah kunjungan pertama beliau,” ujar William. Chief Yamanaka pun menyampaikan hal serupa. “Setelah penunjukannya sebagai Menteri Luar Negeri, beliau melakukan kunjungan pertamanya ke Indonesia karena moda raya terpadu (MRT) ini adalah simbol antara Indonesia dan Jepang,” tutur Chief Yamanaka. “Beliau sangat senang bisa ikut perjalanan ini. Tadi kami hanya berbincang-bicang hal umum saja, belum termasuk tentang perkembangan MRT Jakarta di masa depan,” jelas ia.
William juga sempat menyampaikan perkembangan pembangunan MRT Jakarta fase 2. “Fase 2 sedang berjalan. Saat ini proses lelang CP201 Bundaran HI-Harmoni sudah selesai. CP202 dan CP203 sedang proses lelang. Tahun ini kita rencanakan seluruh paket-paket kontrak untuk fase 2 bisa mulai kita kerjakan,” jelas ia. William juga menerangkan terkait penandatangan perjanjian pemegang saham yang berlangsung pada pagi hari tadi.
Baca juga: PT MRT Jakarta (Perseroda) dan PT KAI (Persero) Sepakati Perusahaan Patungan
“Kalau tadi pagi kita sudah menandatangani shared holder agreement dengan PT KAI (Persero) dan itu sebenarnya sejarah penting untuk industri transportasi publik, sebagaimana arahan presiden yang ditindak lanjuti oleh Menteri BUMN dan Gubernur DKI Jakarta,” tutur William. “Pengintegrasian ini akan jadi model bagaimana pengelolaan transportasi kereta di kota-kota besar. Kita akan segera bergerak dengan inisiatif yang disebut quick win yang akan kita kerjakan di empat stasiun yaitu Stasiun Tanah Abang, Juanda, Senen, dan Sudirman. Untuk jangka waktu satu tahun ke depan, kita akan mulai studi integrasi transportasi dan pengembangan kawasan berorientasi transit,” pungkas ia. [NAS]
[ad_2]
Source link