[ad_1]

Suasana sepi area peron penumpang imbas imbauan pemerintah agar masyarat mengurangi aktivitas di luar rumah dan penggunaan transportasi publik. Foto oleh MRT Jakarta/Nasrullah
Mengikuti imbauan pemerintah terkait pembatasan sosial (social distancing), PT MRT Jakarta (Perseroda) terus mendorong masyarakat agar menghindari keramaian dan penggunaan transportasi publik sebagai bagian dari upaya menekan penyebaran virus korona. Efektifitas imbauan tersebut terlihat dari penurunan jumlah pengguna layanan MRT Jakarta. Pada Rabu (18-3-2020) lalu, tercatat 28 ribu orang yang menggunakan MRT Jakarta. Jumlah ini turun 72 persen dari jumlah penumpang biasanya yang berada di angka sekitar 100 ribu orang per hari. Meski demikian, dorongan untuk menghindari keramaian dan penggunaan transportasi publik merupakan bagian dari pencegahan penyebaran yang kian cepat.
Dalam video kampanye pembatasan sosial (social distancing) yang disebarluaskan melalui kanal-kanal komunikasi perusahaan, Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar menyampaikan pesan agar masyarakat yang menggunakan transportasi publik dapat saling menjaga jarak dengan penumpang yang lain.

Jumlah penumpang merosot tajam imbas anjuran pemerintah agar masyarakat mengurangi aktivitas luar rumah. Jumlah penumpang harian turun sekitar 72 persen dari biasanya. Foto oleh MRT Jakarta/Farhan.
“MRT Jakarta melakukan berbagai langkah dalam pencegahan penyebaran virus korona. Upaya ini hanya akan berjalan efektif dengan dukungan dari seluruh masyarakat. Mari bersama-sama kita cegah penyebaran virus korona. Tingkatkan personal hygiene dan selalu terapkan social distancing. Jaga jarak antarpenumpang minimal satu meter saat duduk atau berdiri. Jakarta pasti bisa!” ujar ia.
Sejauh ini, PT MRT Jakarta (Perseroda) telah menerapkan sejumlah hal terkait menekan laju penyebaran virus korona. Sejak masuk ke stasiun, calon penumpang akan diperiksa suhu tubuhnya. Bila di atas 380C, tidak akan diperbolehkan masuk ke stasiun. Setelah itu, di depan pintu penumpang (passenger gate), calon penumpang harus berdiri di balik garis pembatas yang telah ditentukan dengan jarak minimal satu meter dari penumpang di depannya. Di dalam kereta, tempat duduk telah diberi tanda dengan jarak satu bangku.
Pegangan tangan (handrailing) baik di tangga, dalam kereta, mesin penjual tiket (ticket vending machine), hingga tombol elevator pun rutin dibersihkan. Penumpang juga dapat membaca poster dan iklan elektronik yang ditampilkan di stasiun dan kereta. Petugas pun senantiasa menyampaikan melalui pengeras suara terkait upaya pembatasan sosial (social distancing). [NAS]
[ad_2]
Source link