[ad_1]
Di tengah pandemik, PT MRT Jakarta (Perseroda) tetap melaksanakan kegiatan rutin bulanan Forum Jurnalis. Namun, kali ini, pertemuan dengan jurnalis cetak dan daring yang biasanya dilaksanakan secara langsung, dilakukan melalui kanal daring. Ada sekitar 25 jurnalis yang ikut berdiskusi dengan Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar pada Rabu (29-4-2020) lalu. Dipandu oleh Kepala Divisi Corporate Secretary PT MRT Jakarta (Perseroda) Muhamad Kamaluddin, diskusi berlangsung sekitar 1,5 jam membicarakan sejumlah hal terkini terkait MRT Jakarta seperti penurunan jumlah penumpang, perubahan layanan selama pandemik, langkah-langkah pencegahan penyebaran virus korona, skenario menghadapi krisis, hingga pengaruh pandemik terhadap pembangunan fase 2.
“Di minggu yang sama pasien positif virus korona pertama dan kedua diumumkan pada 2 Maret lalu, pada 6 Maret ada sekitar 109.873 orang pengguna jasa MRT Jakarta. Sekarang, rata-rata jumlah penumpang di April 2020 sekitar 4.134 orang per hari. Di 28 April kemarin misalnya hanya 2.080 orang menggunakan MRT Jakarta. Itu indikasi pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar, khususnya di jalur MRT Jakarta, berjalan cukup baik,” ungkap William. “Selama pandemik ini juga, jam operasional dimulai pada pukul 6 pagi hingga 6 sore dengan 49 perjalanan ratangga dan dilayani oleh tiga rangkaian kereta,” tambah ia. Ia juga menyebutkan bahwa saat ini hanya ada enam stasiun yang beroperasi, yaitu Lebak Bulus Grab, Fatmawati, Cipete Raya, Blok M BCA, Dukuh Atas BNI, dan Bundaran HI.
William juga menyebutkan tentang antisipasi yang dilakukan oleh PT MRT Jakarta (Perseroda) dalam memulai era baru ketika PSBB selesai dan kondisi normal kembali. “Pendekatan baru dalam operasi MRT Jakarta, sementara kami beri nama “MRT Bersiap” dengan tema besar: bersih, sehat, aman, dan prima,” ujar ia. “Kami akan meneruskan budaya menjaga kebersihan dan kesehatan dan tetap memberikan layanan yang aman dan prima kepada masyarakat,” tambah ia.
Terkait skenario menghadapi krisis, William menyampaikan bahwa PT MRT Jakarta (Perseroda) menyiapkan empat skenario menghadapi krisis. “Pertama, skenario moderat yaitu dua bulan operasi normal pada Januari dan Februari 2020 lalu, tiga bulan pandemik pada Maret—Mei 2020, empat bulan periode rebound pada Juni hingga September 2020, dan mulai stabil pada Oktober 2020. “Skenario ini tidak terlalu menghantam MRT Jakarta, kita bisa kembali di tahun yang sama,” jelas ia.
Kedua, skenario berat, yaitu dua bulan operasi normal Januari—Februari 2020, lima bulan periode pandemik Maret hingga Juli 2020, empat bulan periode rebound dimulai Agustus hingga November 2020, dan Desember 2020 layanan kembali stabil. Ketiga, skenario sangat berat dengan periode pandemik selama tujuh bulan (Maret hingga September 2020), dan tiga bulan periode rebound (Oktober hingga Desember 2020). Keempat, skenario buruk dengan sembilan bulan masa pandemik (Maret hingga November 2020), tiga bulan periode rebound (Desember 2020 hingga Februari 2021), dan kembali stabil di Maret 2021. “Kita tentu berharap yang terjadi adalah skenario moderat,” harap William.
Terkait forum jurnalis secara daring ini, William menyampaikan komitmen PT MRT Jakarta (Perseroda) terkait keterbukaan informasi kepada publik. “Meskipun tidak bertemu muka secara langsung, tetap menjadi kewajiban bagi PT MRT Jakarta (Perseroda) senantiasa memberikan informasi kepada teman-teman media. Terima kasih untuk teman media yang terus mengawal MRT Jakarta memastikan informasi tetap sampai ke publik,” pungkas William. [NAS]
[ad_2]
Source link