[ad_1]

Direktur Operasi dan Pemeliharaan Muhammad Effendi menyampaikan topik kesiapan MRT Jakarta selama pandemi COVID-19. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya
Pada Kamis (25-6-2020) lalu, Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta (Perseroda) Muhammad Effendi menjadi salah satu panelis diskusi virtual dalam kegiatan Rail Virtual, sebuah konferensi global bagi komunitas industri perkeretaapian. Konferensi ini menghadirkan lebih dari 50 pembicara yang kompeten di bidang perkeretaapian. Dari Indonesia, selain Muhammad Effendi, hadir juga Kepala Analis Data Jakarta Smart City Juan Intan Kanggrawan. Selain itu Head of Corporate Communications and Customer Service Light Rail Manila Corporation Jacqueline Goroscope, dan Managing Director Trans-Consult Hong Kong Aloc Jain.
Dalam paparannya, Effendi menyampaikan bahwa pandemic COVID-19 berdampak signifikan terhadap MRT Jakarta, salah satunya penurunan jumlah pengguna jasa. “Sejak April hingga akhir Mei lalu, penurunan jumlah penumpang hingga ‘hanya’ 2 persen dari jumlah harian biasanya,” ujar ia. “Kami juga harus menutup atau meniadakan layanan di tujuh stasiun dari 13 stasiun yang kami miliki. Meskipun demikian, selama beroperasi, kami sangat tegas menerapkan protokol kesehatan bagi pengguna jasa dan tim kami sendiri,” terang ia. “Kami memeriksa suhu setiap penumpang, menyediakan penyanitasi tangan, marka atau rambu jaga jarak baik di dalam stasiun maupun di dalam kereta. Kami rutin tiga kali sehari melakukan disinfeksi kereta dan semua fasilitas publik di stasiun,” lanjut ia.
“Kampanye dan komunikasi juga kami dorong melalui seluruh kanal komunikasi perusahaan,” tegas ia. Saat ini, lanjut Effendi, pemerintah mulai membuka kembali pelayanan publik, termasuk transportasi umum. “Sekarang seluruh 13 stasiun sudah kembali melayani publik, operasional kereta sudah kembali ke jadwal normal. Namun, protokol kesehatan tetap kami terapkan secara tegas. Kami juga menambahkan pemindai suhu (therma scanner) di stasiun-stasiun,” terang ia.
Selama pandemi dan menyongsong era kenormalan baru, PT MRT Jakarta (Perseroda) juga melakukan survei kepada hampir 800 responden secara daring yang menyatakan 98 persen akan kembali menggunakan layanan MRT Jakarta selama protokol kesehatan tetap diaplikasikan di seluruh stasiun dan kereta. Bahkan, MRT Jakarta juga mulai mengenalkan pembayaran nontunai melalui aplikasi kode QR sehingga mengurangi kontak fisik. Terbaru, lift atau elevator di stasiun tidak lagi menggunakan tombol tekan, melainkan pedal pijakan berdasarkan tingkat atau level yang dituju. Semua disiapkan demi menjamin keamanan kesehatan pengguna MRT Jakarta.
Kini, jumlah penumpang MRT Jakarta berangsur-angsur kembali meningkat dari sekitar dua ribuan orang per hari selama pandemi, saat ini mulai naik menjadi sekitar 17 ribuan orang per hari di Juni 2020 ini. PT MRT Jakarta (Perseroda) senantiasa menyampaikan ke publik hal-hal yang dilakukan demi kemanan pengguna jasa. [NAS]
[ad_2]
Source link