Featured, Info Terkini|

[ad_1]

Salah satu pengguna jasa MRT Jakarta memindai kode QR sebagai alat pembayaran perjalanan. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya

Sejak pandemi melanda, terjadi penurunan jumlah total dan harian pengguna jasa MRT Jakarta. Tercatat sejak 1 Januari hingga 2 Agustus 2020 lalu, total pengguna jasa mencapai lebih dari 7,6 juta orang dengan rata-rata pengguna harian sekitar 35 ribu orang, turun dari masa sebelum pandemi yang mencapai 100 ribu orang per hari. Fakta ini menuntut berbagai inovasi pada masa pandemi yang harus dilakukan oleh PT MRT Jakarta (Perseroda) melalui kolaborasi dengan berbagai pihak.

Integrasi rute dan jaringan merupakan salah satu inovasi yang gencar dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui badan usaha milik daerah di sektor transportasi publiknya. Integrasi rute, jaringan, dan halte serta stasiun milik PT MRT Jakarta, PT Transportasi Jakarta, dan LRT Jakarta sudah mulai menunjukkan hasil. Masyarakat dapat dengan mudah berpindah moda di stasiun MRT Bundaran HI dan halte Transjakarta Bundaran HI. Begitu juga di Stasiun LRT Velodrome dan Halte Transjakarta Pemuda Rawamangun. Tidak lama lagi, Stasiun MRT ASEAN akan terkoneksi langsung dengan Halte Transjakarta CSW.

Selain itu, pengguna jasa juga dimanjakan dengan pilihan pembayaran tiket perjalanan dan pengetapan dengan kode QR melalui aplikasi MRT-J. Di aplikasi tersebut, penumpang juga dapat melihat jadwal kereta serta melakukan pinjaman buku digital selama berada di area MRT Jakarta. Lebih jauh lagi, PT MRT Jakarta (Perseroda) juga mendorong pemilik gerai yang ada di stasiun untuk menyediakan pilihan transaksi nontunai agar masyarakat dapat merasakan kenyamanan dan kemudahan dalam bertransaksi.

Terletak di depan Gedung PLN Area Bulungan, jembatan layang ini dilengkapi dengan tangga, eskalator, dan lift. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya

Lebih luas lagi, PT MRT Jakarta bersama-sama dengan operator transportasi publik lainnya di Jakarta, tengah menyiapkan sistem pembayaran terintegrasi antarmoda dan penataan stasiun kereta yang ada di wilayah DKI Jakarta. Satu sistem pembayaran ini ditargetkan selesai pada 2021 mendatang. Sedangkan penataan stasiun diharapkan akan memudahkan arus lalu lalang pengguna jasa. Sejauh ini, penataan sudah dilakukan di Stasiun Sudirman, Tanah Abang, Pasar Senen, dan Juanda. Berikutnya, penataan dilakukan di Stasiun Tebet, Manggarai, Gondangdia, Kota, dan Palmerah.

Inovasi juga dilakukan untuk pembangunan MRT Jakarta fase 2. Mulai dari desain hingga proses pembangunan karena saat ini adalah kesempatan untuk membangun lebih baik lagi bagi lingkungan dan masyarakat DKI Jakarta, dan inspirasi bagi Indonesia. Penggunaan panel surya hingga material yang lebih ramah lingkungan disertakan dalam desain bangunan di fase 2. Pandemi juga mengubah teknologi yang digunakan sehari-hari seperti nirsentuh untuk fasilitas bersama (toilet, pintu, dll.) hingga kamera pengawas (CCTV) yang dilengkapi dengan pemindai suhu tubuh juga disiapkan untuk fase 2.

Ilustrasi area stasiun dan kawasan Monumen Nasional.

Bahkan, selama pembangunan Stasiun Monas, pagar proyek akan didesain ‘hijau’ untuk menyamarkan area konstruksi dan memberikan kesan nyaman bagi pengunjung Taman Monas. PT MRT Jakarta (Perseroda) juga akan menyiapkan Pusat Informasi Pengunjung (visitor center) di Taman Monas agar masyarakat dapat mengetahui informasi terbaru terkait Stasiun Monas dan pembangunan MRT Jakarta secara umum.

Inovasi adalah sebuah keniscayaan yang mutlak untuk dilaksanakan terutama di masa pandemi seperti ini. Dengan berinovasi, layanan jasa publik seperti MRT Jakarta akan tetap menjadi pilihan masyarakat dalam melakukan mobilitas sehari-hari.

Penulis: Nasrullah

[ad_2]

Source link

Comments are closed.

Close Search Window